Slider
Mount Rinjani
Hot News
‹
›
Lombok Destinations
Mount Tambora
Wonderful Indonesia
Indonesian Channel
Videos
Dua puluh pasangan jin bangsawan diubah menjadi manusia. Penjelmaan ini puncak dari kemurkaan Dewi Anjani, ratu jin yang bertahta di puncak Gunung Rinjani. Legenda tentang kesaktian Dewi Anjani ini, melahirkan cerita tentang Doyan Nede. Dari sinilah spekulasi menyebutkan bahwa orang-orang Sasak di Pulau Lombok adalah keturunan bangsa jin! 20 elf lord couples
DALAM buku Hikmah Indonesia Masa Kini, Hikmah Masa Lalu Rakyat yang diterbitkan Lembaga Studi Realino dan Penerbit Kanisius pada 2005, tertulis tentang asal-usul masyarakat Suku Sasak yang bersumber dari dua legenda, yaitu Doyan Nede dan Gunung Pujut.
Pada legenda Doyan Nede, nenek moyang pertama orang Sasak adalah jelmaan 40 jin yang melahirkan pemimpin atau pendiri kerajaan di berbagai wilayah di Pulau Lombok, antara lain Selaparang, Pejanggik, Langko, dan Bayan. Sedangkan legenda Gunung Pujut menceritakan tentang seorang pangeran dari Majapahit yang mengembara hingga ke Pulau Lombok. Di sekitar Gunung Pujut, ia mendirikan negeri bernama Kerajaan Pejanggik.
Mitos dan legenda tersebut belum beranjak dari benak sebagian masyarakat Sasak, merujuk pada mitologi Dewi Anjani yang diyakini sebagai penghuni awal atau generasi pertama masyarakat Sasak.
Spekulasi historis berdasarkan mitologi tersebut, mengusik Budayawan Sasak H Lalu Agus Fathurrahman. “Lha, masak orang Sasak ini dari bangsa jin, kan ndak masuk akal,” kata Agus yang sempat melakukan riset tentang legenda Dewi Anjani.
Agus mulai menelusuri dari kata “dewi”. Sepanjang yang ia ketahui, dalam tradisi Sasak tak mengenal istilah dewi yang bermakna putri yang cantik. Sasak juga tak mengenal kata “siti”. Misalnya nama Hawa, menjadi Siti Hawa, Maryam menjadi Siti Maryam, atau Aisyah menjadi Siti Aisyah. “Ini pekerjaan siapa? Kata dewi dan siti tak ada dalam tradisi Sasak,” ucapnya.
Demikian pula saat ia mencari tahu tentang kata “Anjani”. Dalam kamus Sanskerta pun tidak ada ditemukan. “Hanya saya ketemu kata Anjani adalah ibu dari Hanoman. Bukan sebagai bahasa. Tetapi, saya mencoba menggunakan pendekatan linguistik. Saya ketemu Anjarun. Itu Bahasa Arab. Artinya sauh perahu. Bisa jadi, Anjarun, ada proses morfologis, anjari menjadi Anjani,” jelas Agus Fathurrahman.
Mitos Dewi Anjani sendiri, terdapat beberapa versi. Selain ada yang mengatakan putri jin yang menguasai Gunung Rinjani, ada pula versi lainnya. Di Sembalun, misalnya. Sebagian masyarakat menyebut Anjani adalah Bunda Waliyullah.
Sedangkan di kawasan yang lebih tersembunyi di sekitar Rinjani, pada kategori komunitas yang lebih tua, menyebut Dewi Anjani adalah Nabi Insun. “Nah, kita coba menggunakan metoda filologi. Siapa Dewi Anjani kemudian kaitannya dengan dua puluh pasang jin bangsawan,” ucapnya.
Mitos, adalah ilmu pengetahuan pada masanya. Mesti dibedah menggunakan metodologi pada masa itu. “Pakai metode durus. Metode hermenetika, gali pakai itu. Dua puluh itu apa artinya, kemudian ada melahirkan Pengulu Alim sebagai pemimpin pertama yang sampai sekarang diyakini masih ada, dan itulah kepemimpinan orang Sasak, yaitu pengulu,” papar Agus.
Menurut Agus, setelah era penjajahan, pengulu-pengulu yang banyak tersebut dihabisi perannya. Lalu diangkatlah pemimpin baru yang diberi gelar demung.
Lalu, kepemimpinan pengulu bermertamorfosis. Di Lombok bagian selatan menjadi kiyai, sedangkan di bagian utara menjadi lokaq, “Sampai sekarang itu masih hidup. Itulah Pengulu Alim yang melahirkan Doyan Nede. Atau Temelak Mangan dalam mitologinya,” tambahnya
Agus mengingatkan perlunya metode khusus untuk menerjemahkan mitos, sehingga hal inilah yang mendorongnya untuk mendalami kajian filologi dan menulis tentang epistemologi mitos dan legenda.
DALAM buku Hikmah Indonesia Masa Kini, Hikmah Masa Lalu Rakyat yang diterbitkan Lembaga Studi Realino dan Penerbit Kanisius pada 2005, tertulis tentang asal-usul masyarakat Suku Sasak yang bersumber dari dua legenda, yaitu Doyan Nede dan Gunung Pujut.
Pada legenda Doyan Nede, nenek moyang pertama orang Sasak adalah jelmaan 40 jin yang melahirkan pemimpin atau pendiri kerajaan di berbagai wilayah di Pulau Lombok, antara lain Selaparang, Pejanggik, Langko, dan Bayan. Sedangkan legenda Gunung Pujut menceritakan tentang seorang pangeran dari Majapahit yang mengembara hingga ke Pulau Lombok. Di sekitar Gunung Pujut, ia mendirikan negeri bernama Kerajaan Pejanggik.
Mitos dan legenda tersebut belum beranjak dari benak sebagian masyarakat Sasak, merujuk pada mitologi Dewi Anjani yang diyakini sebagai penghuni awal atau generasi pertama masyarakat Sasak.
Spekulasi historis berdasarkan mitologi tersebut, mengusik Budayawan Sasak H Lalu Agus Fathurrahman. “Lha, masak orang Sasak ini dari bangsa jin, kan ndak masuk akal,” kata Agus yang sempat melakukan riset tentang legenda Dewi Anjani.
Agus mulai menelusuri dari kata “dewi”. Sepanjang yang ia ketahui, dalam tradisi Sasak tak mengenal istilah dewi yang bermakna putri yang cantik. Sasak juga tak mengenal kata “siti”. Misalnya nama Hawa, menjadi Siti Hawa, Maryam menjadi Siti Maryam, atau Aisyah menjadi Siti Aisyah. “Ini pekerjaan siapa? Kata dewi dan siti tak ada dalam tradisi Sasak,” ucapnya.
Demikian pula saat ia mencari tahu tentang kata “Anjani”. Dalam kamus Sanskerta pun tidak ada ditemukan. “Hanya saya ketemu kata Anjani adalah ibu dari Hanoman. Bukan sebagai bahasa. Tetapi, saya mencoba menggunakan pendekatan linguistik. Saya ketemu Anjarun. Itu Bahasa Arab. Artinya sauh perahu. Bisa jadi, Anjarun, ada proses morfologis, anjari menjadi Anjani,” jelas Agus Fathurrahman.
Mitos Dewi Anjani sendiri, terdapat beberapa versi. Selain ada yang mengatakan putri jin yang menguasai Gunung Rinjani, ada pula versi lainnya. Di Sembalun, misalnya. Sebagian masyarakat menyebut Anjani adalah Bunda Waliyullah.
Sedangkan di kawasan yang lebih tersembunyi di sekitar Rinjani, pada kategori komunitas yang lebih tua, menyebut Dewi Anjani adalah Nabi Insun. “Nah, kita coba menggunakan metoda filologi. Siapa Dewi Anjani kemudian kaitannya dengan dua puluh pasang jin bangsawan,” ucapnya.
Mitos, adalah ilmu pengetahuan pada masanya. Mesti dibedah menggunakan metodologi pada masa itu. “Pakai metode durus. Metode hermenetika, gali pakai itu. Dua puluh itu apa artinya, kemudian ada melahirkan Pengulu Alim sebagai pemimpin pertama yang sampai sekarang diyakini masih ada, dan itulah kepemimpinan orang Sasak, yaitu pengulu,” papar Agus.
Menurut Agus, setelah era penjajahan, pengulu-pengulu yang banyak tersebut dihabisi perannya. Lalu diangkatlah pemimpin baru yang diberi gelar demung.
Lalu, kepemimpinan pengulu bermertamorfosis. Di Lombok bagian selatan menjadi kiyai, sedangkan di bagian utara menjadi lokaq, “Sampai sekarang itu masih hidup. Itulah Pengulu Alim yang melahirkan Doyan Nede. Atau Temelak Mangan dalam mitologinya,” tambahnya
Agus mengingatkan perlunya metode khusus untuk menerjemahkan mitos, sehingga hal inilah yang mendorongnya untuk mendalami kajian filologi dan menulis tentang epistemologi mitos dan legenda.
Gunung Rinjani - Indonesian Channel
Lombok Tengah - Nilai proyek pembangunan kereta gantung Gunung Rinjani naik tiga kali lipat. Semula proyek itu direncanakan menelan anggaran Rp 2,2 triliun tersebut, tapi belakangan naik menjadi Rp 6,7 triliun.
Production Manager PT Indonesia Lombok Resort, Ahui, mengatakan penambahan nilai proyek kereta gantung tersebut karena tingkat kesulitan pembangunan tiang-tiang penyangga sepanjang 10 kilometer di kawasan Hutan Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Ya akan ada penambahan jumlah tiang kereta gantung. Karena lokasinya tiang penyangganya itu kondisi bebatuan masih relatif berusia muda. Jadi fondasi harus lebih dalam dan lebih besar," ungkapnya kepada detikBali, Rabu (10/1/2024).
Ahui mengatakan seusai hasil survei ekologi dan fauna yang dilakukan selama 3 bulan pada akhir tahun 2023, pihaknya menemukan beberapa tingkat kerumitan pembangunan tiang penyangga kereta gantung Rinjani.
Lebih jauh, tim yang melakukan survei ekologi dan fauna di Gunung Rinjani menemukan tingkat erosi di kawasan tiang penyangga kereta gantung masih masif setelah gempa pada 2018.
"Jadi semua potensi dampak negatif kami akan dievaluasi. Termasuk dampak negatif dan positif di kalangan masyarakat," ujarnya.
Selain itu, ada beberapa penambahan wahana yang akan dibangun di kawasan pintu masuk Hutan Karang Sidemen, Lombok Tengah, salah satunya panggung untuk pentas budaya.
"Kami jadwalkan nanti para seniman pentas satu kali seminggu. Selain itu juga ada wisata taman, waterboom, budidaya jamur, botani garden dan beberapa restoran," ujarnya.
Meski demikian dengan adanya penambahan jumlah investasi itu tidak mempengaruhi harga retribusi. "Benar tetap di rencana awal Rp 600 ribu perorangan satu kali naik," tukas Ahui.
Plt Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Satu Pintu Provinsi NTB Wahyu Hidayat membenarkan adanya penambahan nilai investasi di dalam rencana proyek Kereta Gantung Rinjani. "Benar ada penambahan," kata Wahyu.
Saat ini progres pembangunan kereta gantung masih dalam tahap penyusunan AMDAL dan tahap sosialisasi ke masyarakat.
"Target awal mereka (menyusun AMDAL) adalah 6 bulan. Tapi tentu ada dinamika dalam penyusunannya terutama ketika proses sosialisasi AMDAL kepada masyarakat sekitar pembangunan kereta gantung," ujarnya.
Menurut Wahyu, dengan bertambahnya nilai investasi tersebut, pemerintah pun menekankan agar investasi yang dilakukan di NTB memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal.
"Dari awal sudah didampingi, termasuk dari masyarakat setempat. Yang jelas kami prioritaskan masyarakat lokal. Tapi namanya juga masyarakat banyak, tentu beda-beda pemikirannya," tutup Wahyu.
Sumber: detik.com
Production Manager PT Indonesia Lombok Resort, Ahui, mengatakan penambahan nilai proyek kereta gantung tersebut karena tingkat kesulitan pembangunan tiang-tiang penyangga sepanjang 10 kilometer di kawasan Hutan Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Ya akan ada penambahan jumlah tiang kereta gantung. Karena lokasinya tiang penyangganya itu kondisi bebatuan masih relatif berusia muda. Jadi fondasi harus lebih dalam dan lebih besar," ungkapnya kepada detikBali, Rabu (10/1/2024).
Ahui mengatakan seusai hasil survei ekologi dan fauna yang dilakukan selama 3 bulan pada akhir tahun 2023, pihaknya menemukan beberapa tingkat kerumitan pembangunan tiang penyangga kereta gantung Rinjani.
Lebih jauh, tim yang melakukan survei ekologi dan fauna di Gunung Rinjani menemukan tingkat erosi di kawasan tiang penyangga kereta gantung masih masif setelah gempa pada 2018.
"Jadi semua potensi dampak negatif kami akan dievaluasi. Termasuk dampak negatif dan positif di kalangan masyarakat," ujarnya.
Selain itu, ada beberapa penambahan wahana yang akan dibangun di kawasan pintu masuk Hutan Karang Sidemen, Lombok Tengah, salah satunya panggung untuk pentas budaya.
"Kami jadwalkan nanti para seniman pentas satu kali seminggu. Selain itu juga ada wisata taman, waterboom, budidaya jamur, botani garden dan beberapa restoran," ujarnya.
Meski demikian dengan adanya penambahan jumlah investasi itu tidak mempengaruhi harga retribusi. "Benar tetap di rencana awal Rp 600 ribu perorangan satu kali naik," tukas Ahui.
Plt Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Satu Pintu Provinsi NTB Wahyu Hidayat membenarkan adanya penambahan nilai investasi di dalam rencana proyek Kereta Gantung Rinjani. "Benar ada penambahan," kata Wahyu.
Saat ini progres pembangunan kereta gantung masih dalam tahap penyusunan AMDAL dan tahap sosialisasi ke masyarakat.
"Target awal mereka (menyusun AMDAL) adalah 6 bulan. Tapi tentu ada dinamika dalam penyusunannya terutama ketika proses sosialisasi AMDAL kepada masyarakat sekitar pembangunan kereta gantung," ujarnya.
Menurut Wahyu, dengan bertambahnya nilai investasi tersebut, pemerintah pun menekankan agar investasi yang dilakukan di NTB memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal.
"Dari awal sudah didampingi, termasuk dari masyarakat setempat. Yang jelas kami prioritaskan masyarakat lokal. Tapi namanya juga masyarakat banyak, tentu beda-beda pemikirannya," tutup Wahyu.
Sumber: detik.com
FEATURES - Gunung Rinjani - Indonesian Channel - News
Mataram, detik.com - Rencana pembangunan kereta gantung Rinjani di kawasan hutan Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), ditentang para mangku di Kecamatan Sembalun, Lombok Timur. Mangku adalah orang yang bertanggung jawab secara adat untuk menjaga gunung.
Mangku sekaligus tokoh adat Desa Sembalun Bumbung, Sayyidina Muhammad, mengatakan penolakan pembangunan kereta Gantung Rinjani tersebut bukan tanpa dasar. Adanya kereta gantung itu dinilai akan merusak alam di Rinjani.
"Rencana pembangunan ini sangat membuat kami terluka. Kami sangat tidak mengizinkan walaupun itu dipercaya akan berdampak pada efek ekonomi di masyarakat," ujar pria yang kerap disapa Haedi ini kepada detikBali, Selasa (9/1/2024).
Menurut Haedi, pembangunan kereta gantung ini akan membuka pembangunan-pembangunan baru di kawasan Gunung Rinjani. Misalnya seperti resort, hotel, dan restoran.
"Apakah mereka cukup sampai di situ saja. Nanti ada hotel di Rinjani. Karena kan keinginan manusia tidak berhenti sampai sana saja. Bukan kami saja menerima dampaknya tapi habitat yang ada di sana juga," ujarnya.
Haedi mengatakan pembangunan kereta gantung Rinjani yang diwacanakan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan di tengah masyarakat juga dinilai salah kaprah.
Menurutnya, justru mata pencaharian masyarakat di kaki Gunung Rinjani yang hilang.
"Lalu gunanya di masyarakat mana? Masyarakat kan tidak banyak dapat keuntungan dari aktivitas itu nanti. Bahkan itu akan menghilangkan mata pencaharian para porter di Sembalun, Senaru, dan wilayah lainnya," ujar Haedi.
Menurutnya, saat ini para tokoh adat, mangku, serta masyarakat di Lombok Timur akan terus bersuara menolak rencana pembangunan kereta gantung Rinjani.
"Kami bersuara semampu kami berdoa dan sebagainya. Para mangku ini bukan orang pemerintahan. Kami berusaha menolak dengan cara kami sendiri," pungkas Haedi.
Terpisah, Production Manager PT Indonesia Lombok Resort, Ahui, mengaku tidak khawatir dengan adanya penolakan pembangunan kereta gantung Rinjani dari kalangan mangku di Kecamatan Sembalun Lombok Timur.
Menurut Ahui, penolakan itu imbas dari ketidakpahaman masyarakat terkait proyek pembangunan kereta gantung yang sama sekali tidak merusak jalur pendakian dan kawasan Gunung Rinjani.
"Jalur pembangunan kereta gantung sepanjang 10 kilometer itu sama sekali tidak akan mengganggu jalur pendakian Rinjani. Jadi salah kaprah jika bilang ini mengganggu jalur pendakian. Ini khusus untuk wisata alam," ujar Ahui kepada detikBali.
Ahui menyebut perusahaan telah memberikan sosialisasi terkait rencana pembangunan kereta gantung kepada masyarakat di Desa Karang Sidemen yang merasakan dampak langsung atas pembangunan tersebut.
"Kami sudah sosialisasi kemarin dan mereka belum tahu. Mereka yang menolak itu orang tertentu yang dihasut sama pemerhati lingkungan. Pakai alibi lingkungan. Jadi pembangunan ini tidak ada hubungannya dengan jalur pendakian," tegas Ahui.
Menurut Ahui, kereta gantung Rinjani tidak akan mungkin merusak jalur pendakian di Sembalun, Senaru, Torean, dan Aik Berik karena berbeda lokasi.
"Jadi bagi pecinta alam memang yang suka mendaki tidak mungkin naik kereta gantung karena tidak sampai puncak Rinjani. Bahkan kita tidak bisa ke Danau Segara Anak. Karena konsep awalnya ini untuk menikmati pemandangan kaki Gunung Rinjani di Karang Sidemen," katanya.
Ahui juga memastikan pembangunan kereta gantung Rinjani tidak akan menghilangkan pekerjaan para porter di Gunung Rinjani.
"Jadi tidak hubungannya sama sekali sama porter. Karena ini memang khusus bukan untuk tujuan mendaki. Jauh sekali pemasarannya," katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Satu Pintu Provinsi NTB, Wahyu Hidayat, mengatakan progres pembangunan kereta gantung Rinjani terus berlanjut.
Menurut Wahyu, tim survei internal dari PT Indonesia Lombok Resort telah melakukan survei geologi dan flora fauna di jalur tiang kereta gantung pada akhir 2023.
"Sudah dilakukan survei. Setelah itu baru merancang kebutuhan anggaran dan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)," ujarnya.
Wahyu memperkirakan proses penyusunan AMDAL dan penyusunan estimasi anggaran akan berlangsung selama enam bulan ke depan. Ada pun kegiatan konstruksi setelah AMDAL disetujui membutuhkan waktu selama 1,5 sampai dengan 2 tahun.
"Kegiatan konstruksi direncanakan akan dimulai pada 2024," pungkasnya.
Sumber: detik.com
Mangku sekaligus tokoh adat Desa Sembalun Bumbung, Sayyidina Muhammad, mengatakan penolakan pembangunan kereta Gantung Rinjani tersebut bukan tanpa dasar. Adanya kereta gantung itu dinilai akan merusak alam di Rinjani.
"Rencana pembangunan ini sangat membuat kami terluka. Kami sangat tidak mengizinkan walaupun itu dipercaya akan berdampak pada efek ekonomi di masyarakat," ujar pria yang kerap disapa Haedi ini kepada detikBali, Selasa (9/1/2024).
Menurut Haedi, pembangunan kereta gantung ini akan membuka pembangunan-pembangunan baru di kawasan Gunung Rinjani. Misalnya seperti resort, hotel, dan restoran.
"Apakah mereka cukup sampai di situ saja. Nanti ada hotel di Rinjani. Karena kan keinginan manusia tidak berhenti sampai sana saja. Bukan kami saja menerima dampaknya tapi habitat yang ada di sana juga," ujarnya.
Haedi mengatakan pembangunan kereta gantung Rinjani yang diwacanakan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan di tengah masyarakat juga dinilai salah kaprah.
Menurutnya, justru mata pencaharian masyarakat di kaki Gunung Rinjani yang hilang.
"Lalu gunanya di masyarakat mana? Masyarakat kan tidak banyak dapat keuntungan dari aktivitas itu nanti. Bahkan itu akan menghilangkan mata pencaharian para porter di Sembalun, Senaru, dan wilayah lainnya," ujar Haedi.
Menurutnya, saat ini para tokoh adat, mangku, serta masyarakat di Lombok Timur akan terus bersuara menolak rencana pembangunan kereta gantung Rinjani.
"Kami bersuara semampu kami berdoa dan sebagainya. Para mangku ini bukan orang pemerintahan. Kami berusaha menolak dengan cara kami sendiri," pungkas Haedi.
Terpisah, Production Manager PT Indonesia Lombok Resort, Ahui, mengaku tidak khawatir dengan adanya penolakan pembangunan kereta gantung Rinjani dari kalangan mangku di Kecamatan Sembalun Lombok Timur.
Menurut Ahui, penolakan itu imbas dari ketidakpahaman masyarakat terkait proyek pembangunan kereta gantung yang sama sekali tidak merusak jalur pendakian dan kawasan Gunung Rinjani.
"Jalur pembangunan kereta gantung sepanjang 10 kilometer itu sama sekali tidak akan mengganggu jalur pendakian Rinjani. Jadi salah kaprah jika bilang ini mengganggu jalur pendakian. Ini khusus untuk wisata alam," ujar Ahui kepada detikBali.
Ahui menyebut perusahaan telah memberikan sosialisasi terkait rencana pembangunan kereta gantung kepada masyarakat di Desa Karang Sidemen yang merasakan dampak langsung atas pembangunan tersebut.
"Kami sudah sosialisasi kemarin dan mereka belum tahu. Mereka yang menolak itu orang tertentu yang dihasut sama pemerhati lingkungan. Pakai alibi lingkungan. Jadi pembangunan ini tidak ada hubungannya dengan jalur pendakian," tegas Ahui.
Menurut Ahui, kereta gantung Rinjani tidak akan mungkin merusak jalur pendakian di Sembalun, Senaru, Torean, dan Aik Berik karena berbeda lokasi.
"Jadi bagi pecinta alam memang yang suka mendaki tidak mungkin naik kereta gantung karena tidak sampai puncak Rinjani. Bahkan kita tidak bisa ke Danau Segara Anak. Karena konsep awalnya ini untuk menikmati pemandangan kaki Gunung Rinjani di Karang Sidemen," katanya.
Ahui juga memastikan pembangunan kereta gantung Rinjani tidak akan menghilangkan pekerjaan para porter di Gunung Rinjani.
"Jadi tidak hubungannya sama sekali sama porter. Karena ini memang khusus bukan untuk tujuan mendaki. Jauh sekali pemasarannya," katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Satu Pintu Provinsi NTB, Wahyu Hidayat, mengatakan progres pembangunan kereta gantung Rinjani terus berlanjut.
Menurut Wahyu, tim survei internal dari PT Indonesia Lombok Resort telah melakukan survei geologi dan flora fauna di jalur tiang kereta gantung pada akhir 2023.
"Sudah dilakukan survei. Setelah itu baru merancang kebutuhan anggaran dan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)," ujarnya.
Wahyu memperkirakan proses penyusunan AMDAL dan penyusunan estimasi anggaran akan berlangsung selama enam bulan ke depan. Ada pun kegiatan konstruksi setelah AMDAL disetujui membutuhkan waktu selama 1,5 sampai dengan 2 tahun.
"Kegiatan konstruksi direncanakan akan dimulai pada 2024," pungkasnya.
Sumber: detik.com
FEATURES - Gunung Rinjani - Indonesian Channel - News
![]() |
Air Terjun Asin (Photo by Nandy Photography) |
Di Pesisir Pantai Nambung, Dusun Pengantap Desa Buwun mas Kecamatan Sekotong - Lombok Barat terdapat fenomena alam yang sangat unik. Pantai Nambung yang dijuluki "Tanjung Jagog" ini dipenuhi batuan karang yang besar bak Green Canyon di luar negeri sana. Deretan batuan karang yang tinggi tersebut ketika disapu oleh ombak besar yang datang dari sisi timur selatan akan membentuk sebuah panorama alam yang keren. Hantaman ombak yang datang ke batu karangnya akan terlihat seperti sebuah Air Terjun.
Pantai Nambung terletak di bagian selatan Pulau Lombok, berbatasan dengan Samudera Hindia yang berombak besar dan bergulung gulung. Ini kemudian menyebabkan beberapa titik di lokasi perbatasan samudera tersebut lebih menjadi prioritas tempat surfing atau berselancar, kurang aman untuk berenang atau bersnorkeling dengan keluarga dan anak anak.
Akan tetapi, dengan isi lautnya yang lebih banyak dihuni oleh ikan ikan berukuran besar dan monster, lokasi perairan yang berupa teluk di bagian ini juga sering kali menjadi tujuan memancing dan menangkap ikan para nelayan nelayan luar Lombok.
Pantai Nambung dengan Air Terjun Asin nya di Tanjung Jagog kini menjadi salah satu destinasi wisata Lombok yang mulai dilirik para pelancong asing maupun lokal. Sebuah hempasan ombak besar yang diikuti dengan turunnya air laut di tebing bebatuan dan karang setinggi 10 meter, menghadirkan view air terjun yang menakjubkan, aliran Air Terjun Asin ini hampir mirip dengan view air terjun Benang Stokel atau Benang Kelambu di Wilayah Lombok Tengah sana.
Keindahan Air Terjun Tanjung Jagog ini seringkali menggoda hati para pengunjungnya untuk mengabadikan moment-moment indah itu, namun saran saya jangan sekali sekali mencoba untuk memanjakan diri di bawah aliran air terjun tersebut hanya demi sebuah dokumentasi keren atau sekedar uji nyali, karena beberapa waktu yang lalu seorang pengunjung remaja yang mencoba uji nyali dibawah aliran air terjun ini mengalami cidera patah tulang punggung karena dihempas oleh terjangan air terjun ke bebatuan.
Pemandangan pesisir pantai berpasir putih seperti merica juga bisa anda temui ditempat ini, karena pantai Nambung ini masih segaris dengan wilayah Pantai Kute, Pantai Mawun ataupun Pantai Selong Belanak di Lombok Tengah sana. Selain lautan yang membiru dengan pemandangan gunung gunung indah di pinggirnya, Pantai Nambung juga masih dikategorikan destinasi wisata yang baru di Lombok, kenyamanan yang terkesan alami, keramahtamahan penduduk setempat, ataupun fasilitas fasilitas umum yang agak susah anda temui ditempat ini, bahkan untuk sekedar parkirpun anda harus menitipkan kendaraan di rumah rumah penduduk sekitarnya.
Untuk menuju ke Air Terjun Pantai Nambung, sebaiknya anda memakai kendaraan pribadi atau menggunakan jasa transportasi charter di sekitar wilayah Gerung. Jika starting point adalah Kota Mataram, anda membutuhkan waktu kurang lebih 2.5 Jam untuk mencapai Pantai Nambung, rutenya dari Mataram kemudian menuju Gerung dan terus ke arah Pelabuhan Lembar. Di pertigaan Segenter (Lembar) anda belok kiri menuju rute wilayah Sekotong. Jika sampai di Sekotong Tengah (ditandai dengan kantor polisi Sektor Sekotong sebelum pertigaan), setibanya di pertigaan Sekotong belok kiri saja, anda akan melalui jalur Teluk Sepi sekitar 8Km dengan akses jalan yang sudah beraspal bagus. Setelah melewati tanjakan dan turunan sepanjang 2Km ke arah Teluk Sepi, lurus saja di pertigaan Pasar Buwun Mas sejauh 4km ke arah timur. Sepanjang 1km sebelum mencapai Pantai Nambung anda akan disuguhkan dengan view pantai yang indah di sisi kanan jalan dengan beberapa gili di tengahnya.
![]() |
Pesisir Pantai Nambung |
Sepanjang perjalanan dari Teluk Sepi ke Pantai Nambung memang terkesan sedikit sepi, namun tidak perlu khawatir, daerah ini cukup aman walaupun menyisiri tepian bebukitan dan sisi pantai yang dipenuhi pepohonan sejenis Mangrove. Sesampainya di sebuah tikungan dengan view bukit dan menanjak, anda akan melihat sebuah papan nama sederhana bertuliskan Pantai Nambung yang dibuat oleh warga. Mampir saja di rumah rumah penduduk dan tanyakan lokasi Tanjung Jagog, anda bisa memarkirkan kendaraan anda di rumah rumah penduduk atau di tempat parkir umum yang sudah di sediakan.
Dari area rumah penduduk, anda harus berjalan kaki sejauh 500 meter menyisir pasir putih dan bebatuan pinggir pantai untuk menyaksikan fenomena alam yang cantik ini. Berhati-hatilah melewati bebatuannya, karena selain licin bebatuan ini juga sedikit tajam. Jika kurang yakin untuk berjalan sendiri, cari saja sebuah gubuk sederhana terdekat dengan air terjun tersebut, seorang nelayan tua bernama Pak Tahir akan senang sekali membantu anda menuju lokasi air Terjun asin Tanjung Jagog.
Untuk mendapatkan view air terjun yang dahsyat, datanglah di kisaran jam 10.00 pagi sampai jam 03.00 sore, karena saat air laut surut maka volume ombak yang datang dan membentuk aliran air terjun akan kurang besar atau bahkan tidak ada sama sekali. Untuk pilihan akomodasi atau hotel di sekitar tempat ini belum ada, namun anda bisa memilih beberapa hotel terbaik yang ada di wilayah Sekotong Barat diantaranya adalah Cocotinus Sekotong, Krisna Bungalows, Villa Yukie dan lainnya. Klik disini untuk lebih detail.
Indonesian Channel - Wonderful Indonesia
Wow!! Letusan Gunung Rinjani (Gunung Samalas), Ternyata Lebih Besar Dari Krakatau Bahkan Tambora!
Selama ini letusan dan erupsi gunung Krakatau dan gunung Tambora dianggap paling dahsyat di Indonesia, ternyata ada satu gunung lagi yang mengalahkan keduanya.
Peneliti telah mengamati jejak abu dan beberapa serpihan kimia dari sebuah gunung api yang pernah meletus dengan dahsyat dari jejaknya pada lapisan es, baik yang berada di Kutub Utara maupun di Kutub Selatan.
Namun sejauh ini masih menuai misteri, karena belum ditemukan gunung api yang meletus dan bertanggung jawab atas jejak-jejak abu di lapisan es tersebut.
Para ilmuwan mengatakan, temuan yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, itu adalah bahwa letusan gunung berapi tersebut adalah yang terbesar dalam 7.000 tahun terakhir, namun asal-usulnya telah membingungkan glaciologists, vulkanologi, dan ahli iklim selama beberapa dekade.
Yang sejauh ini peneliti ketahui, pada masa lalu sekitar tanggal 05 April 1815, gunung Tambora meletus dan mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia. Bahkan letusannya juga melahirkan gelombang tsunami besar di kala itu.
Setelah Tambora, 68 tahun kemudian yaitu pada tanggal 27 Agustus 1883, gunung Krakatau meletus dengan hebat. Bahkan awan abunya sempat menutupi hampir seperempat bagian dari bumi.
Selain keduanya, menurut para peneliti, ternyata sekitar tahun 1257 ada gunung berapi lain di Indonesia yang juga meletus dengan dahsyat, yaitu gunung Samalas.
Karena letusan gunung Samalas tersebut, selain membuat banyak orang yang meninggal, suhu kala itu turun drastis dan banyak petani dari seluruh dunia yang mengalami gagal panen.
Kini struktur gunung itu telah berubah semenjak terjadi letusan pada masa lalu itu, dan diperkirakan letusan gunung satu ini lebih dahsyat dibandingkan dengan gunung Krakatau bahkan gunung Tambora!
![]() |
Observasi lapangan pada lapisan piroklastik dari Letusan Gunung Samalas menunjukkan ketebalan maksimum yang diukur melebihi 1 m, dan kumulatif deposito jatuh mencapai hingga 1.60m |
Peneliti Mencari “Pelaku” berdasarkan Catatan Letusan “Yang Gelapkan Dunia”
Sebuah ledakan misterius terjadi pada 1257, di abad ke-13. Saking dahsyatnya, jejak kimiawinya terekam dalam es di Arktik dan Antartika.
Teks dari Abad Pertengahan menceritakan tentang iklim yang secara mendadak mendingin dan panen yang gagal. Membuat warga susah, bahkan diduga banyak yang tewas.
Dan baru kini para ilmuwan menemukan gunung berapi yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Dalam jurnal sains, PNAS, tim internasional menunjuk pada Gunung Samalas di Pulau Lombok, Indonesia yang ini dikenal sebagai Gunung Rinjani. Hanya sedikit struktur gunung api yang tersisa dan kini tampilannya hanya berupa danau kawah Segara Anak.
![]() |
Danau Segara Anak dari Plawangan Senaru |
Gunung yang bernama Samalas yang kini “hampir tak tersisa dan hanya tinggal sisa letusannya” – sekarang lebih dikenal bernama Gunung Rinjani di Pulau Lombok, dituding sebagai penyebab perubahan iklim mendadak di abad pertengahan untuk wilayah Eropa dan sekitarnya.
Nah, ternyata inilah gunung yang dianggap bertanggung jawab telah menorehkan jejak-jejak abu vulkaniknya di lapisan es di kedua kutub Bumi.
Tim ilmuwan mengaitkan jejak sulfur dan debu di es di kutub dengan data yang ditemukan di wilayah Lombok, termasuk unsur radiokarbon, tipe dan penyebaran batu dan abu, cincin pepohonan, dan bahkan sejarah lokal yang menyebut tentang runtuhnya Kerajaan Lombok di suatu masa Abad ke-13.
“Buktinya sangat kuat dan menarik,” kata Profesor Clive Oppenheimer dari Cambridge University, Inggris, seperti dimuat BBC, 30 September 2013.
![]() |
Profesor Clive Oppenheimer dari Cambridge University, Inggris. |
Koleganya sesama ilmuwan, Profesor Franck Lavigne dari Pantheon-Sorbonne University, Prancis menambahkan, “Kami melakukan sesuatu yang mirip investigasi kriminal.”
“Awalnya kami tak tahu siapa tersangkanya, hanya berbekal hari ‘pembunuhan’ dan jejaknya dalam bentuk geokimia di inti es. Itu memungkinkan kami melacak gunung yang bertanggung jawab.”
Sebelumnya, para peneliti lain mengatakan bahwa terjadi perubahan iklim mendadak dikarenakan letusan gunung api Okataina di Selandia Baru dan El Chichon di Meksiko, namun bukti lain menyebutkan bahwa Samalas yang menjadi kandidat kuat sebagai ‘pelakunya.’
“Buktinya sangat kuat dan menarik,” kata Clive, seperti dikutip BBC (01/10/2013). Selain menjadi ‘pelaku’ berubahnya iklim secara mendadak di sebagian wilayah di planet ini, letusan dan erupsi Samalas juga dikait-kaitkan dengan sejarah lokal yaitu jatuhnya Kerajaan Lombok sekitar abad 13.
Bukti lain, seperti yang dituliskan di National Geographic (01/10/13), adalah terdapatnya teks dalam bahasa Jawa, Babad Lombok, yang menceritakan sebuah erupsi besar dari gunung api raksasa bernama Samalas yang akhirnya menciptakan sebuah kaldera atau kawah.
Ledakan 1257 tersebut sebelumnya dikira terkait sejumlah gunung di Meksiko, Ekuador, dan Selandia Baru. Namun, berdasarkan penelitian, sejumlah kandidat tersebut gagal memenuhi prasyarat karbon dating dan geokimia. Hanya Samalas yang cocok.
![]() |
Letusan-letusan gunung api besar di dunia (wikipedia). |
Peristiwa Global
Tim yang langsung turun ke Lombok mengindikasikan setidaknya 40 kilometer kubik batuan dan debu terlontar dari gunung yang mengamuk. Dengan ketinggian lebih dari 40 kilometer ke langit.
Ledakan tersebut pastilah luar biasa, hingga bisa mengirim material itu ke seluruh dunia, dalam jumlah yang signifikan untuk dilacak sampai ke Greenland dan lapisan es Antartika. Dan, akibatnya pada iklim juga luar biasa.
![]() |
Perbandingan letusan besar gunung terkenal di dunia dengan Samalas |
Teks-teks Abad Pertengahan mendeskripsikan cuaca yang mengerikan di musim panas tahun berikutnya, pada 1928: dingin, hujan yang tak kunjung berhenti, hingga memicu banjir.
Para arkeolog baru-baru ini juga menentukan perkiraan tahun kematian pada 1258 pada ribuan orang yang dimakamkan di kuburan massal di London.
“Kami belum bisa memastikan dua kejadian tersebut — meletusnya Samalas dengan kematian massal di London. Namun, warga di masa itu pasti sangat tertekan.”
Jika dibandingkan, kekuatan ledakan Samalas setidaknya sama besar dengan Krakatau (1883) dan Tambora (1815).
Inti es juga menyimpan jejak peristiwa kolosal pada 1809 yang masih jadi misteri. Seperti halnya jalan panjang menemukan Samalas, proses untuk mengetahui asal muasal peristiwa 1809 akan sulit.
“Luar biasa bahwa kita belum menemukan bukti dari peristiwa itu. Namun, tak ada tempat di dunia yang bisa mengubur kabar buruk seperti itu.”
Jadi apabila penelitian ini benar, maka ada 4 gunung api dengan letusan dan erupsi maha dahsyat di Indonesia, yaitu Gunung Toba, Gunung Tambora, Gunung Krakatau dan kini, gunung Samalas. (BBC/ Ein/Yus/gunungrinjani.net/ pnas.org/ liputan6/ National Geographic)
Gunung Rinjani - Indonesian Channel - Videos

Masjid Kuno Bayan didirikan sekitar 300 tahun sebelum Masehi oleh ulama di Pulau Lombok, ketika itu alam masih sangat murni, belum dijamah sepenuhnya oleh tangan manusia sehingga batu, kayu dan tanah masih bisa diajak bicara. Masjid Kuno Bayan dibangun jauh hari sebelum lahirnya agama Islam sebagai persiapan menyambut datangnya agama Islam.
Bahan utama pembangunan Masjid Kuno Bayan berupa sebatang pohon kayu yang digunakan sebagai tiang agung. Kayu tersebut bernama Kayu Santa Guri. Kayu Santa Guri di ambil dari sebuah gunung bernama Gunung Batua yang terletak di Desa Sembalun oleh seorang ulama yang sudah diberikan petunjuk oleh Allah tentang akan datangnya agama Islam ke Gumi Lombok. Kayu Santa Guri yang akan dijadikan sebagai tiang agung pembuatan masjid Kuno Bayan ini pernah ditancapkan pada lima tempat oleh ulama tersebut tetapi belum bisa berdiri tegak layaknya sebuah tiang masjid. Kelima tempat tersebut adalah sebagai berikut :
- Kayu Santa Guri ini pertama kali ditancapkan oleh ulama sebagai tiang agung masjid persiapan di Dasan Biloq, tetapi kayu tersebut tidak bisa berdiri tegak meskipun telah ditancapkan sedalam mungkin, akhirnya ulama tersebut berpikir bahwa di tempat tersebut tidak cocok dijadikan sebagai tempat pembangunan masjid persiapan, akhirnya dipindahkan ke tempat lain yakni di Barung Biraq.
- Tempat kedua ditancapkan Kayu Santa Guri adalah di Barung Biraq. Setelah ditancapkan sedalam mungkin, kayu tersebut juga tetap tidak bisa berdiri dengan tegak seperti yang diharapkan, akhirnya dipindahkan lagi tempat lain yang disebut Anyar.
- Pemindahan tempat penancapan tiang agung tersebut dari Barung Biraq menuju Anyar merupakan pemindahan yang ketiga kalinya, tetapi ditempat ini juga telah di coba berkali-kali untuk menancapkan kayu tersebut tetapi tidak berhasil mendirikannya dengan tegak, akhirnya ulam tersebut mencari tempat lain untuk mendirikannya.
- Pemindahan yang ke empat kalinya yakni dari Anyar menuju Sukadana, di tempat ini lagi-lagi ulama tersebut berusaha menancapkan kayu Santa Guri tersebut agar bisa berdiri tegak tetapi mengalami hal yang sama seperti tempat-tempat sebelumnya.
- Pemindahan yang kelima, yakni dari Sukadana menuju Semokan, di tempat ini juga kayu yang akan di jadikan sebagai tiang agung masjid persiapan tersebut tetap tidak bisa berdiri dengan tegak, karena ulama tersebut kelelahan mencari tempat mendirikan masjid akhirnya kayu tersebut dibiarkan berdiri selama tiga tahun berhujan panas dengan posisi condong menghadap kiblat. Ulama tersebut bertafakkur memohon petunjuk kepada Allah Swt selama tiga tahun agar diberikan tempat yang cocok untuk menancapkan kayu Santa Guri yang akan dijadikan sebagai tiang agung.
Setelah tiga tahun bertafakkur maka turunlah petunjuk bahwa kayu Santa Guri tersebut harus ditancapkan pada sebuah tempat yang disebut Karang Bajo Bayan, maka ulama tersebut memindahkannya dari Semokan menuju Karang Bajo. Suatu keanehan terjadi setelah kayu Santa Guri ditancapkan di Karang Bajo maka terlihat oleh orang yang memiliki hati dan pikiran yang bersih bahwa kayu tersebut menjulang tinggi laksana menyangga langit dan berdiri sangat tegak. Kemudian ulama tersebut membangun Masjid persiapan yang sampai sekarang ini di kenal sebagai Masjid Kuno Bayan.
Menurut riwayat bahwa di dekat pemancangan tiang agung tersebut, telah dibangun sebuah gudang gula merah yang terbuat dari air sadapan enau hasil kerajinan penduduk primitif setempat waktu itu. Gudang tersebut tiba-tiba terbakar dan menghanguskan semua yang ada dalam gudang, bau gula merah yang terbakar dan asapnya yag mengepul ke atas sampai ke langit tercium oleh 44 malaikat. Malaikat-malaikat tersebut kemudian turun ke bumi menjumpai ulama tersebut lalu bertanya, "mengapa saudara memanggil kami?"
Ulama tersebut menjawab. "Saya tidak pernah memanggil siapa-siapa, hanya gudang gula merah ini yang terbakar tiba-tiba."
Maka jawab malaikat, "Kami senang mencium bau yang harum, itulah sebabnya kami datang."
Maka jawab sang ulama, "O..., kalau begitu berarti saya bisa memanggil tuan dengan menggunakan media ini?"
Maka terjadilah perjanjian bahwa asap gula memang bisa dijadikan sebagai media untuk menghadirkan gaib termasuk Malaikat. Itulah dasar pembakaran kemenyan di Gumi Lombok.
Setelah selesai berdialog dengan Malaikat kemudian ulama tersebut mendirikan masjid di Karang Bajo dengan peralatan seadanya, tetapi berkat karramallahuwajahah, masjid tersebut bisa bertahan sepanjang zaman.
Menurut penuturan nara sumber (Papuq Baoq, orang tertua di Bayan selaku tokoh adat,) setelah tiang agung tersebut di tancapkan maka tiang tersebut terlihat menjulang tinggi sampai kelangit laksana menyangga langit. sehingga oleh keturunan ulama yang ada di sana dan masyarakat Bayan tetap mengagungkan masjid Kuno Bayan samapai saat ini.
Kemudian tempat-tempat yang sudah dipancangkan tiang agung tersebut tetap dikeramatkan dan di ganti dengan langgar-langgar, itulah sebabnya sampai saat ini ada langgar tempat pemujaan. Dan tempat terbakarnya gudang gula tersebut sampai saat ini tidak bisa ditumbuhi oleh apapun bahkan rumput sekalipun.
Indonesian Channel

Mendaki ke Gunung Rinjani di pulau Lombok atau Trekking gunung Rinjani melalui Desa Sembalun adalah pilihan yang tepat untuk anda yang hanya ingin sekedar mendaki Puncak Rinjani 3.726 meter. Selain itu perjalanan juga bisa anda lanjutkan turun menuju danau Segara Anak dan kembali ke Sembalun atau melanjutkan petualangan anda mendaki ke pelawangan Senaru dan turun finish di desa Senaru Lombok Utara. Sesampai di desa Senaru atau jika anda masih ada sisa tenaga, anda bisa juga berkunjung ke air terjun sendang gile dan tiu kelep untuk hanya sekedar menyegarkan dan bersih bersih diri.
Untuk mencapai desa Sembalun sangat mudah karena fasilitas transportasi umum dari semua pintu kedatangan di pulau lombok tersedia.
Opsi pendakian yang bisa di lakukan melalui desa Sembalun sbb :
- a. Satu hari ke puncak Gunung Rinjani
- b. 2 Hari / 1 Malam ke puncak Rinjani kembali ke Sembalun
- c. 3 Hari / 2 Malam ke puncak, Danau, pelawngan Senaru dan finish di Senaru
- d. Hari / 3 Malam ke puncak, Danau, pelawngan Senaru dan finish di desa Senaru
Rincian singkat opsi pendakian dari Desa Sembalun :
- Satu Hari ke puncak gunung Rinjani :
Program ini khusus untuk pendaki yang sudah berpengalaman dan memiliki kemampuan phisik yang prima, mampu berjalan naik dan turun selama 12 jam, start dari Sembalun biasanya tengah malam pkl 00.00 dan langsung menuju pelawangan Sembalun, puncak dan kembali ke Sembalun.
- Mendaki Rinjani 2 hari 1 malam ke pelawngan Sembalun dan puncak Rinjani :
Program 2 hari 1 malam ke pelawangan Sembalun dan puncak Rinjani untuk anda yang memiliki kemampuan phisik yang prima dan mampu berjalan perhari selama 9 jam. Start dari desa Sembalun 1.100 meter asl langsung menuju pelawangan di ketinggian 2.639 meter di atas permukaan laut dan berkemah di sini. Pada hari ke dua pada pukul 3.00 pagi start menuju puncak Rinjani kemudian kembali ke pelawangan dan langsung turun menuju desa Sembalun.
- Mendaki Rinjani 3 hari 2 malam Puncak, Danau, pelawangan Senaru :
Program ini paling banyak di pilih oleh pendaki dari luar negeri karena mengunjungi semua objek wisata di gunung Rinjani dalam waktu 3 hari. Start dari desa Sembalun langsung menuju pelawangan Sembalun, hari kedua mendaki ke puncak, turun kedanau dan mandi di air panas kemudian berkemah di pinggir danau atau langsung mendaki ke pelawangan Senaru dan bemalam. Hari ke tiga langsung turun menuju desa Senaru.
Program ini membutuhkan fisik yang prima untuk mampu berjalan naik turun selama 3 hari dengan rata rata perhari berjalan selama 8,5 jam.
- Mendaki Rinjani 4 hari 3 malam Puncak, danau, pelawangan Senaru :
Program ini paling populer karena mengunjungi semua objek wisata yang ada di gunung Rinjani dan dengan waktu tempuh selama 4 hari bisa menikmati keindahan gunung Rinjani. Program ini anda akan bemalam di pelawngan Sembalun, danau dan pelawnagan Senaru kemudian turun ke desa Senaru dengan waktu berjalan rata rata perhari 6 jam dan cocok untuk pendaki pemula.
Gunung Rinjani - Indonesian Channel
Subscribe to:
Posts (Atom)
Recent Comments